Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk mengevaluasi pengaruh variasi kadar hidroksipropil selulose (HPC-M) terhadap profil pelepasan klorfeniramina maleat dari tablet lepas lambat. Tablet dibuat dengan metode cetak langsung menggunakan campuran bahan aktif klorfeniramina maleat, HPC-M sebagai matriks pengontrol pelepasan, dan eksipien lainnya. Variasi kadar HPC-M dalam formulasi adalah 10%, 20%, dan 30%. Pengujian dilakukan dengan metode pelepasan obat in vitro menggunakan medium larutan buffer fosfat pH 6,8 pada suhu 37 ± 0,5°C dengan alat uji disolusi tipe dayung (paddle). Profil pelepasan obat dianalisis secara kinetika menggunakan model pelepasan Higuchi, Korsmeyer-Peppas, dan orde nol.
Hasil Penelitian Farmasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar HPC-M dalam formulasi tablet lepas lambat menghasilkan pelepasan klorfeniramina maleat yang lebih terkontrol. Tablet dengan kadar HPC-M 30% memiliki pelepasan obat yang paling lambat, sesuai dengan sifat matriks hidrofilik HPC-M yang membentuk gel dan memperlambat difusi obat. Sebaliknya, tablet dengan kadar HPC-M 10% menunjukkan pelepasan obat yang lebih cepat, tetapi masih memenuhi kriteria pelepasan terkontrol. Analisis kinetika pelepasan menunjukkan bahwa pelepasan obat mengikuti model Higuchi, yang menggambarkan difusi sebagai mekanisme utama pelepasan.
Diskusi
HPC-M berperan penting dalam mengontrol pelepasan obat dari tablet lepas lambat dengan membentuk matriks hidrofilik yang mempengaruhi kecepatan difusi obat. Semakin tinggi kadar HPC-M, semakin tebal lapisan gel yang terbentuk, sehingga pelepasan obat menjadi lebih lambat. Hal ini sangat penting untuk formulasi obat yang memerlukan pelepasan yang konsisten selama jangka waktu tertentu, seperti antihistamin untuk terapi jangka panjang. Namun, perlu diperhatikan bahwa kadar HPC-M yang terlalu tinggi dapat menghambat pelepasan obat secara berlebihan, sehingga formulasi harus dioptimalkan.
Implikasi Farmasi
Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi formulasi tablet lepas lambat, khususnya dalam memilih kadar optimal HPC-M sebagai matriks pelepas terkendali. Formulasi seperti ini dapat meningkatkan kepatuhan pasien dengan mengurangi frekuensi pemberian obat, terutama untuk obat yang memerlukan pelepasan berkelanjutan. Selain itu, penemuan ini dapat diterapkan dalam pengembangan berbagai sediaan farmasi lainnya yang memerlukan pelepasan obat terkontrol.
Interaksi Obat
Klorfeniramina maleat, sebagai antihistamin, memiliki potensi interaksi dengan obat lain, seperti depresan sistem saraf pusat dan alkohol, yang dapat meningkatkan efek sedatif. Dalam formulasi tablet lepas lambat, interaksi ini dapat diminimalkan dengan pelepasan obat yang lebih lambat dan stabil, sehingga konsentrasi plasma obat tidak mencapai puncak yang berlebihan. Namun, perlu evaluasi lebih lanjut terhadap interaksi matriks HPC-M dengan bahan aktif dan eksipien lain dalam formulasi.
Pengaruh Kesehatan
Penggunaan tablet lepas lambat klorfeniramina maleat yang diformulasikan dengan HPC-M dapat memberikan manfaat klinis yang signifikan, seperti pengurangan gejala alergi yang konsisten sepanjang hari. Formulasi ini juga dapat mengurangi risiko efek samping, seperti sedasi berlebihan, karena pelepasan obat yang lebih terkendali. Namun, penting untuk memantau respons individu terhadap sediaan ini, terutama pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar HPC-M memiliki pengaruh signifikan terhadap pelepasan klorfeniramina maleat dari tablet lepas lambat. HPC-M sebagai matriks hidrofilik efektif dalam mengontrol pelepasan obat, dengan kadar optimal yang perlu disesuaikan untuk mencapai profil pelepasan yang diinginkan. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan formulasi farmasi yang lebih efektif dan aman, serta meningkatkan kepatuhan pasien dalam terapi.