Pemanfaatan Teknologi 3D Printing untuk Produksi Obat di Poltekes

Pemanfaatan teknologi 3D printing dalam produksi obat adalah inovasi yang menjanjikan di bidang farmasi, dan Politeknik Kesehatan (Poltekes) mengambil langkah maju untuk mengintegrasikan teknologi ini dalam pendidikan dan penelitian. Teknologi 3D printing memungkinkan pembuatan sediaan obat dengan desain yang disesuaikan, termasuk bentuk, ukuran, dan dosis, yang dapat meningkatkan efektivitas terapi dan meningkatkan pengalaman pasien. Di Poltekes, mahasiswa diperkenalkan pada konsep dasar dan teknik pencetakan 3D yang relevan untuk produksi obat, sehingga mereka dapat memahami potensi teknologi ini dalam mengubah cara obat diproduksi dan dikonsumsi.

Dalam pembelajaran di Poltekes, mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang material yang digunakan dalam 3D printing, termasuk polimer, serbuk logam, dan bahan bioaktif yang dapat digunakan untuk mencetak sediaan farmasi. Mereka diajarkan cara memilih dan mengembangkan bahan yang sesuai untuk aplikasi spesifik, serta bagaimana karakteristik fisik dan kimia bahan tersebut dapat memengaruhi hasil akhir produk. Melalui laboratorium, mahasiswa melakukan eksperimen untuk mencetak berbagai bentuk sediaan obat, seperti tablet dan kapsul, dan mengevaluasi parameter kualitas seperti kekerasan, kecepatan larut, dan stabilitas. Untuk informasi lebih lanjut anda bisa kunjungi link berikut ini: https://pafikabkabacehsingkil.org/

Selanjutnya, mahasiswa juga dilibatkan dalam penelitian dan pengembangan aplikasi praktis dari teknologi 3D printing dalam bidang farmasi. Mereka memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek yang mengeksplorasi cara mencetak obat dengan dosis yang disesuaikan untuk pasien tertentu, seperti pada pengobatan penyakit kronis yang memerlukan pengaturan dosis yang tepat. Penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan yang lebih dalam tentang penggunaan teknologi 3D printing tetapi juga mendorong mahasiswa untuk berpikir kreatif dalam merancang solusi inovatif untuk tantangan kesehatan yang dihadapi masyarakat.

Akhirnya, Poltekes juga menekankan pentingnya regulasi dan kepatuhan dalam penerapan teknologi 3D printing untuk produksi obat. Mahasiswa belajar tentang standar dan pedoman yang mengatur penggunaan teknologi ini, termasuk aspek keamanan, efisiensi, dan etik dalam produksi obat. Dengan pemahaman yang mendalam tentang regulasi, mahasiswa dipersiapkan untuk menghadapi tantangan di industri farmasi dan berkontribusi pada pengembangan kebijakan yang mendukung inovasi. Dengan cara ini, lulusan Poltekes diharapkan dapat menjadi pionir dalam penerapan teknologi 3D printing, yang tidak hanya akan meningkatkan efisiensi produksi obat, tetapi juga memberikan solusi yang lebih tepat dan personal bagi pasien di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *